Sunday, November 1, 2015

Lucky deal

Please kindly click this link➡ http://Job4Living.com/?ref=215876 and create your account 😊 you can get 25$ after create an account, and payment will be transfer until you have 300$.

Thursday, October 18, 2012

Sistem Akuntansi Di Beberapa Negara


1. Amerika Serikat
          Menganut Comon Law, sehingga pengaturannya dilakukan oleh swasta (FASB), dan disahkan oleh SEC
         Pengaturan dan Pembinaan :
    •  2002 melalui Norwalk Agrement, FASB dan IASB sepakat mengonvergensikan GAAP milik FASB dan IFRS milik IASB
    • 2002, ditandatangani UU Sarbane-Oxley Act (GCG, pengungkapan, pelaporan dan profesi audit), dengan pembentukan organisasi nirlaba untuk mengatur audit dan auditor perusahaan publik.
Pelaporan Keuangan
Komponen Laporan keuangan perusahaan meliputi : Laporan Manajemen, Laporan auditor independen, laporan keuangan utama, Pembahasan dan Analisis Manajemen, Pengungkapan kebijakan akuntansi, catatan laporan keuangan, dan perbandingan data terpilih triwulan  

Pengukuran Akuntansi
          Dasar pengukuran akuntansi dengan dasar akrual, sehingga sangat terikat oleh konsep matching
         Goodwill dikapitalisasi, tidak ada amortisasi tetapi dengan impairment
         Untuk asset berwujud dan tidak berwujud menggunakan historical cost, dan revaluasi diperbolehkan
         Penilaian persediaan dengan metode LIFO, FIFO dan average. Penilaian pajak dengan metode LIFO.
         Teknik perataan laba dilarang

Usaha Konvergensi dengan IFRS
         Metode akuntansi penggabungan usaha, goodwll yang timbul dari akuisisi, pencatatan investasi dalam perusahaan asosiasi, penyusutan, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan dan pencadangan untuk perataan penghasilan sudah sama dengan IFRS
         Penilaian asset, penilaian persediaan berbeda dengan IFRS


2. BELANDA
Menganut code law, sehingga pengaturan akuntansi diatur oleh negara

Pengaturan dan Pembinaan Akuntansi
Sejak 1970, diperkenalkan mandatory audit, yang mendorong pembentukan Tripartiet Accounting Group, yang diganti dengan Council of Annual Report th 1981.

Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan meliputi :
Neraca, Laporan laba/ rugi, catatan, laporan drektur dan informasi lain yang dianggap perlu

Pengukuran Akuntansi
         Penggabungan usaha umumnya menggunakan metode pembelian.
         Goodwill dikapitalisasikan dan diamortisasi maksimum 20 th Metode ekuitas baru digunakan jika investor berpengaruh secara signifikan
         Rekomendasi dewan tentang translasi valas sesuai dengan IAS no 21.
         Asset berujud diukur dengan nilai sekarang. Harga historis tetap dicantumkan untuk keperluan pajak.
         Karena penerapan aturan yang sangat fleksibel, maka ada peluang untuk praktek perataan penghasilan

Usaha Konvergensi dengan IFRS
         Peraturan yang sudah sama : akuntansi penggabungan usaha, pencatatan investasi untuk perusahaan asosiasi, penilaian asset, penyusutan asset tetap, akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan
         Yang belum sama : pencatatan goodwill, penilaian persediaan, perataan penghasilan


INGGRIS
Merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi.
Menganut common law.

Pengaturan dan Pembinaan Akuntansi
Sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah UU perusahaan dan profesi akuntansi. Standar akuntansi disahkan oleh CCAB yang kemudian diubah menjadi ASC, yang mengikat 6 badan akuntansi di Inggris, yang bertugas mengumumkan SSAPs.

Pelaporan Keuangan
Merupakan yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan meliputi : laporan direktur, lap. laba/ rugi, neraca, laporan arus kas, laporan total keuntungan dan kerugian yang diakui, catatan dan laporan audit.

Pengukuran Akuntansi
         Metode akuisisi dan merger  (pooling of interest) diperbolehkan dalam penggabungan usaha.
         Asset dapat dinilai dengan biaya historis, nilai wajar maupun campuran keduanya.
         Leases dikapitalisasi, dan kewajiban lease dibukukan sebagai hutang.
         Persediaan dinilai sebesar yang lebih rendah antara harga pokok dengan FIFO atau average. Metode LIFO dilarang di Inggris.
         Mulai Januari 2005, semua perusahaan Inggris boleh menggunakan IFRS sebagai pengganti UK GAAP.

Usaha Konvergensi dengan IFRS
v  Persamaan UKGAAP dengan IFRS : metode penggabungan usaha, pencatatan investasi, penilaian asset, penyusutan, penilaian persediaan, akuntansi kerugian, Lease, pajak yang ditangguhkan.
v  Perbedaan dengan IFRS dalam hal : perlakuan terhadap goodwill, adanya pencadangan untuk perataan penghasilan


INDIA
Setelah kemerdekaan, India menganut sistem perekonomian sosiais. Tetapi mulai krisis ekonomi 1991, India mulai membuka pasarnya ke dunia internasional.

Peraturan dan Pembinaan Akuntansi
Sumber utama standar Akuntansi Keuangan di India adalah undang-undang perusahaan dan profesi akuntansi. Th 1949 dibentuk Institute of Chartered Accountans of India, yang bertanggung jawab mengambangkan standar akuntansi keuangan India. Th 2006, pemerintah mengumumkan untuk memperkenalkan peraturan baru, yaitu IFRS, dan institusi akuntansi menanggapi kemungkinan tersebut dengan mempelajari penerapan IFRS seacara utuh di India.

Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan di India meliputi : neraca, laporan penghasilan, laporan arus kas, kebijakan akuntanasi dan catatan-catatan.

Pengukuran Akuntansi
      Untuk penggabungan usaha tidak ada standar akuntansinya, tetapi sebagian besar menggunakan metode pembelian, yang disebut dengan amalgamation. Goodwill dikapitalisasi, diamortisasi dan diuji impairmentnya (pengurangannya).
      Pencatatan investasi dengan metode ekuitas.
      Penilaian asset dengan historical cost dan fair value. Penyusutannya dengan manfaat ekonomik.
      Persediaan dinilai dengan the lower of cost, dan cost flownya dengan metode FIFO dan rata-rata. LIFO tidak diperbolehkan.
      Akuntansi kemungkinan kerugian diakrualkan.
      Leases dikapitaslisasikan, sedangkan pajak yang ditangguhkan diakrualkan.
      Masih ada cadangan untuk perataan penghsilan.

Usaha Konvergensi dengan IFRS
Peraturan di India sebagian besar sama dengan IFRS, kecuali untuk pencadangan perataan penghasilan yang masih diperbolehkan di India.

Tuesday, October 16, 2012

Kasus Etika Bisnis


ETIKA BISNIS
BAB I. PENDAHULUAN
            Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tersebut. Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral. Dengan kata lain, mengapa bisnis tidak bebas untuk berlaku etis atau tidak? Tentu saja secara faktual, telah berulang kali terjadi hal-hal yang tidak etis dalam kegiatan bisnis, dan hal ini tidak perlu disangkal, tetapi juga tidak perlu menjadi fokus perhatian kita. Pertanyaannya bukan tentang kenyataan faktual, melainkan tentang normativitas : seharusnya bagaimana dan apa yang menjadi dasar untuk keharusan itu.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika
Etika berasal dari kata Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
2.2 Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggrisbusiness, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
2.3 Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
2.4 Etika Bisnis Yang Baik
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :
  1. Produk yang baik
  2. Managemen yang baik
  3. Memiliki Etika
Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum dan etika.
  1.  Sudut pandang ekonomis.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak.
Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
  1. Sudut pandang moral.
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan boleh1 dilakukan juga. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.
  1.  Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran. Bahkan pada zaman kekaisaran Roma, ada pepatah terkenal : “Quid leges sine moribus” yang artinya : “apa artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas “
2.5 Contoh Kasus Etika Bisnis Dalam Praktek
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah yang bergerak di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus pendistribusinya. Dalam hal ini PT. PLN sudah seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat, dan mendistribusikannya secara merata.
Usaha PT. PLN termasuk kedalam jenis monopoli murni. Hal ini ditunjukkan karena PT. PLN merupakan penjual atau produsen tunggal, produk yang unik dan tanpa barang pengganti yang dekat, serta kemampuannya untuk menerapkan harga berapapun yang mereka kehendaki.
Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga. Dapat disimpulkan bahwa monopoli pengaturan, penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada pada negara. Pasal 33 mengamanatkan bahwa perekonomian Indonesia akan ditopang oleh 3 pemain utama yaitu koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), dan swasta yang akan mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar, serta intervensi pemerintah, serta pengakuan terhadap hak milik perseorangan. Penafsiran dari kalimat “dikuasai oleh negara” dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu dalam bentuk kepemilikan tetapi utamanya dalam bentuk kemampuan untuk melakukan kontrol dan pengaturan serta memberikan pengaruh agar perusahaan tetap berpegang pada azas kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN adalah:
  1. Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
  2. Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan pasokan batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang.
Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.
BAB III. KESIMPULAN
            Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya  informasi  saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis. Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier),perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik. Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini  tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.

Manajemen Audit Pemasaran



  1. Definisi Audit Pemasaran
Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran.
Menurut Shuchman: suatu penelaahan yang sistematis, teoritikal, dan tidak memihak dari operasi pemasaran total
Menurut Kotler: suatu pengujian yang komprehensif, sistematis dan independen dan periodik dari suatu perusahaan, unit usaha, lingkungan pemasaran, strategi dan aktivitas dengan maksud untuk menentukan area masalah dan peluang serta merekomendasikan suatu rencaan tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Suatu alat utama untuk melakukan pengendalian strategik adalah Audit Pemasaran.  Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran.
Audit pemasaran mencakup seluruh bidang sasaran utama dari suatu bisnis, bukan terbatas pada beberapa masalah yang muncul. Biasanya audit pemasaran dilakukan oleh pihak lain yang obyektif, berpengalaman dan independen terhadap departemen pemasaran. Pada tabel dibawah akan disajikan bentuk pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh auditor pemasaran. Hasil temuannya mungkin mengherankan dan kadang-kadang mengejutkan manajemen. Manajemen kemudian memutuskan tindakan-tindakan apa yang masuk akal dan bagaimana serta kapan melaksanakannya.

  1. Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran
Tujuan Audit Pemasaran :
a.       Untuk mendeteksi ancaman – ancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan
b.      Merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi ancaman tersebut.
Manfaat Audit Pemasaran:
a.       Analisis mengenai lingkungan eksternal dan situasi internal.
b.      Penilaian kinerja masa lalu dan aktivitas sekarang
c.       Identifikasi peluang dan ancaman masa yang akan datang.
Audit pemasaran penting karena ketika hal-hal mulai berjalan tidak mulus dalam suatu perusahaan, seperti penjualan menurun, margin yang menurun, kehilangan pangsa pasar, kepastian produksi yang kurang dimanfaatkan, dsb.

  1. Bentuk Audit
a.       Audit Eksternal
Berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, dimulai dari pengujian informasi ekonomi umum menuju pertumbuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan
b.      Audit Internal
Berkaitan dengan variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang bertujuan untuk menilai sumber daya organisasi sebagaimana berhadapan dengan sumber daya pesaing.
            Area yang harus diselidiki sebagai bagian audit pemasaran:
    1. Audit Eksternal
      1. Lingkungan usaha dan ekonomi
      2. Pasar
      3. Kompetisi
    2. Audit Internal
      1. Variabel operasional pemasaran
      2. Operasi dan sumber daya
a)      Tujuan pemasaran,
b)      Strategi pemasaran
c)      Struktur
d)     Sistem informasi
e)      Sistem perencanaan
f)       Sistem pengendalian
g)      Efisiensi fungsional
h)      Efisiensi antar fungsional
i)        Analisis kemampulabaan
j)        Analisisi efektivitas biaya


  1. Tipe Audit Pemasaran
a.       audit fungsional (vertikal) merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian-bagian yang diaudit tersebut.
b.      audit menyeluruh (horizontal), yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan.
Dalam penentuan tipe audit yang digunakan tergantung dari perusahaan itu sendiri akan seberapa penting audit pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan dan seberapa besar pula dana yang sanggup dikeluarkan perusahaan tersebut untuk melakukan audit pemasaran, karena untuk melakukan audit menyeluruh diperlukan dana yang cukup besar.
  1. Ruang Lingkup Pemasaran
a.       Audit lingkungan pemasaran
Lingkungan pemasaran (marketing environment) terdiri atas pelaku dan kekuatan-kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan pemasarna perusahaan untuk mengembangkan dan memperthankan transaksi yang berhasil dengan konsumen sasarannya. Lingkungan pemasaran terdiri dari dua kelompok besar, yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro.
Lingkungan Makro
     Merupakan kekuatan-kekuatan kemasyarakatan yang lebih luas yang mempengaruhi segenap lingkungan mikro perusahaan dan keputusan-keputusan strategis pemsaran. Lingkungan makro meliputi :
a)      Demografi,  kecenderungan utama apa yang menimbulkan ancaman dan peluang untuk perusahaan ini?
b)      Ekonomi, perkembangan apa dalam pendapatan, harga tabungan dan kredit akan berdampak pada perusahaan?
c)      Alami, bagaimana perkiraan biaya dan ketersediaan sumberdaya alam dan energi? Apakah perusahaan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan?
d)     Teknologi, perubahan teknologi apa yang sedang berlangsung? Bagaimana posisi perusahaan dalam teknologi?
e)      Politik, undang-undang apa yang sudah berlaku dan sedang dibahas akan mempengaruhi strategi pemasaran?
f)       Budaya, bagaimana sikap publik terhadap bisnis dari perusahaan? Perubahan apa dalam gaya hidup konsumen yang mungkin mempunyai dampak?

Lingkungan Mikro
     Lingkungan makro terdiri atas kekuatan-kekuatan disekitar perusahaan yang memenuhi kemampuannya dalam melayani pelanggannya. Lingkungan mikro meliputi:
a)      Pasar. Apa yang sedang terjadi pada ukuran pasar, pertumbuhan, distribusi geografi dan laba?
b)      Pelanggan. Bagaimana pandangan pelanggan mengenai mutu produk, jasa dan harga?
c)      Pesaing. Siapa pesaing utama? Apa strategi yang dipakainya, berapa pangsa pasarnya dan apa kekuatan serta kelemahannya?
d)     Saluran distribusi. Saluran utama apa yang dipakai perusahaan untuk mendistribusikan produk lepada pelanggan? Bagaimana presentasi kerjanya?
e)      Pemasok. Kecenderungan apa yang mempengaruhi pemasok? Bagaimana perkiraan ketersediaan sumber daya kunci untuk produksi?
f)       Publik. Publik kunsi mana yang membawa masalah atau peluang? Bagaimana perusahaan menghadapi publik ini?

    1. Audit strategi pemasaran
Penelaahan dari tujuan dan strategi pemasaran organisasi, penelaahan untuk menentukan bagaimana kecocokan tujuan dan strategi tersebut terhadap lingkungan pasar sekarang dan dengan diramalkan.
Proses manajemen strategis terdiri dari atas sembilan tugas penting yang meliputi :
a)      Merumuskan misi perusahaan
b)      Mengembangkan profil perusahaan
c)      Menilai lingkungan eksternal perusahaan
d)     Menganalisis opsi perusahaan
e)      Mengidentifikasikan opsi yang paling dikehendaki
f)       Memilih seperangkat sasaran jangka panjang
g)      Mengembangkan sasaran tahunan
h)      Mengimplemntasikan pilihan strategis
i)        Mengevaluasi keberhasilan proses strategis

    1. Audit Organisasi Pemasaran
Pemasaran adalah keseluruhan dari perusahaan karena pemenuhan kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab keseluruhan bagian atau fungsi yang terdapat di perusahaan.
Kinerja pemasaran perusahaan tergantung dari ketepatan program pemasaran dalam menerjemahkan berbagai kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang dan implementasi program pemasaran tersebut dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk menjadikan berbagai program pemasaran berjalan secara efektif dan efisien, organisasi pemasaran juga harus optimal mampu mengnkoordinasikan keempat dimensi aktivitas pemasaran yaitu: (i) fungsional, (ii) geografis, (iii) produk, dan (iv) pelanggan.
    1. Audit Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran adalah orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan pengambil keputusan pemasaran secara akurat dan tepat waktu. Sistem informasi pemasaran (SIP).
Suatu informasi pemasaran yang bermanfaat memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Relevan
2.      Cukup
3.      Kompeten
4.      Efisien
Sumber-sumber Informasi
Informasi pemasaran dapat dikembangkan dari tiga sumber utama yaitu:
1.      Catatan internal perusahaan, merupakan informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber di dalam perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dan mendeteksi maslah serta peluang pemasaran.
2.      Intelijen pemasaran, merupakan Informasi harian tentang berbagai perkembangan yang terjadi pada lingkungan pemasaran. Informasi ini akan sangat membantu manajer dalam mengambil keputusan terutama jika keputusan tersebut berhubungan dengan berbagai individu dan organisasi di luar perusahaan.
3.      Riset pemasaran, merupakan fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan publik ke pemasok melalui informasi-informasi yang digunakan untuk mengidetifikasi dan mendefinisikan peluang dan masalah pemasaran.

    1. Audit Produktifitas Pemasaran
Menguji aspek aspek yang berbeda dari program pemasaran dan efektifitas biaya dariberbagai tingkat pengeluaran pemasaran.
    1. Audit Fungsi Pemasaran
Audit fungsi pemasaran merupakan pengujian yang sistematis dan terdokumentasi terhadap bagaimana perusahaan menentukan bauran pemasarannya dan apakah bauran pemasaran tersebut, secara efektif dapat  mencapai tujuan pemasaran dan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Fungsi pemasaran melibatkan kebijakan penting dalam bauran pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Kebijakan tersebut meliputi:
                                                        i.            kebijakan produk,
                                                      ii.            kebijakan harga,
                                                    iii.            kebijakan promosi,
                                                    iv.            kebijakan saluran distribusi,

  1. Tahapan-Tahapan Audit Pemasaran
    1. Audit Pendahuluan
    2. Review dan pengujian atas pengendalian manajemen perusahaan
    3. Audit lanjutan
    4. Pelaporan
Langkah-langkah audit pemasaran Menurut Grashof
a.       Aktivitas pra audit
b.      Pengumpulan informasi
c.       Analisis informasi
d.      Formulasi dan rekomendasi
e.       Pengembangan dari program implementasi
Langkah-langkah audit pemasaran Menurut Cannon
a.       Mendefinisikan pasar
b.      Menentukan deferensial kinerja
c.       Menentukan perbedaan dalam program kompetitif
d.      Membuat riwayat strategi pesaing
e.       Menentukan struktur perencanaan strategik

  1. Menelaah  Efektivitas  Pemasaran
Efektifitas pemasaran adalah menentukan bagaimana organisasi merefleksi 5 karakteristik/atribut utama dari suatu orientasi pemasaran, yaitu :
    1. Falsafah  yang  berorientasi  pelanggan
a.       Bagaimana manajemen menyadari kebutuhan mengorganisasi perusahaan untuk memuaskan permintaan pasar khusus?
b.      Bagaimana program pemasaran disesuaikan dengan kebutuhan dari segmen pasar yang berbeda?
c.       Apakah manajemen mengadopsi suatu pendekatan sistem terhadap perencanaan, dengan penyaluran yang diberikan terhadap hubungan antara lingkungan, pemasok, saluran distribusi, pelanggan, dan pesaing?
    1. Organisasi  pemasaran  yang  diintegrasikan
a.       Bagaimana manajemen senior berusaha mengendalikan dan mengintegrasikan fungsi pemasaran utama?
b.      Terdapat sumber hubungan apa antara manajemen pemasaran, dengan Litbang, keuangan, produksi, dan fungsi manufakturing?
c.       Bagaimana baiknya produk baru dan proses pengembangan diorganisasi?
    1. Informasi  pemasaran  yang  cukup
a.       Bagaimana seringnya perusahaan melakukan studi riset pasar mengenai pelanggan, saluran distribusi dan pesaing?
b.      Bagaimana kesadaran manajemen mengenai potensial penjualan dan kemampulabaan dari segmen pasar, pelanggan, daerah, produk dan ukuran pesanan yang berbeda?
c.       Usaha apa yang dilakukan untuk mengukur efektivitas biaya dari tingkat dan tipe yang berbeda dari pengeluran pemasaaran?
    1. Orientasi  strategic
a.       Bagaimana proses perencanaan pemasaran diformulasi?
b.      Apa yang merupakan mutu pemikiran yang mendasari strategi pemasaran sekarang?
c.       Bagaimana manajemen terlibat dalam pemikiran kontigensi dan perencanaan?
    1. Efisiensi  operasional
a.       Bagaimana baiknya pemikiran manajemen senior atas pemasaran yang dikomunikasikan dan diimplementasikan ke bawah lini?
b.      Apakah manajemen pemasaran melakukan suatu pekerjaan yang efektif dengan sumber daya yang tersedia?
c.       Apakah manajemen menanggapi secara cepat dan efektif terhadap perkembangan yang tidak diharapkan di pasar?

  1. Proses Manajemen Pemasaran
Proses manajemen pemasaran merupakan proses menganalisis peluang-peluang pasar, memilih pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran, dan mengelola upaya-upaya pemasaran.
a.       Menentukan Konsumen Sasaran
·         Segmentasi pasar
Segmentasi pasar merupakan Proses pengelompokan pelanggan ke dalam kelompok-kelompok tertentu dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang sama. Dalam hal ini, perusahaan sebaiknya mempelajari geografi, demografi perilaku, dan karakteristik-karakteristik lain dari setiap segmen pasar untuk mengetahui daya tariknya sebagai sebuah peluang.
·         Penetapan pasar sasaran
Merupakan proses untuk mengevaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu sebagai peluang pasar.
·         Penetuan posisi pasar
Mengatur suatu produk untuk menempati tempat yang jelas, berbeda dan diinginkan relatif terhadap produk-produk saingannya di dalam pikiran konsumen sasaran.

b.      Mengembangkan Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dapat dipadukan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran. Keputusan bauran Pemasaran meliputi 4P yaitu:
·         Product (Produk)
·         Price (harga)
·         Place (Tempat)
·         Promotion (Promosi)
Bauran pemasaran ini harus tepat untuk memaksimalkan fungsi pemasaran.


c.       Mengelola Upaya Pemasaran
Pengelolaan upaya pemasaran melibatkan empat fungsi utama manajemen pemasaran,yaitu:
·         Analisis pemasaran
·         Perencanaan pemasaran
·         Implementasi pemasaran
·         Pengendalian pemasaran


  1. Program Kerja Audit
Memberikan landasan yang sistematis dalam audit sehingga pelaksanaan audit dapat berjalan sesuai rencana.
Program kerja audit memuat beberapa pertanyaan penting untuk mendapatkan data atau informasi sesuai dengan tujuan audit yang telah ditetapkan.

  1. Kebijakan Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. tiga tingkatan produk meliputi:
1.      Produk inti (core product)
2.      Produk aktual (actual product)
3.      Produk tambahan (augmented product)
Lini produk merupakan sekelompok produk yang berkaitan erat karena memiliki fungsi yang sama, dijual untuk kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui jenis-jenis outlet (saluran distribusi) yang sama atau berada dalam rentang harga tertentu. keputusan lini produk mencakup beberapa keputusan penting yang berkaitan dengan:
1.      Rentang lini produk
2.      Merentangkan lini produk
3.      Mengisi lini produk
4.      Modernisasi lini produk
5.      Menetapkan tampilan lini produk
Bauran produk merupakan sebuah himpunan lini produk dan barang-barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. empat dimensi bauran produk meliputi:
1.      Keluasan
2.      Kepanjangan
3.      Kedalaman
4.      konsistensi

  1. Kebijakan Harga
Harga adalah uang dibebankan untuk sebuah barang atau jasa atau jumlah nilai yang konsumen pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau memanfaatkan sesuatu barang atau jasa. Kebijakan harga dipengaruhi oleh
a.       Faktor Internal
                                         i.            Tujuan Pemasaran
Ada beberapa tujuan pemasaran yang berpengaruh terhadap kebijakan penetapan harga, diantaranya:
§  Kelangsungan hidup produk
§  Maksimasi laba saat ini
§  Kepemimpinan pangsa pasar
§  Tujuan lain
                                       ii.            Strategi bauran Pemasaran
Menyangkut bagaimana setiap komponen bauran pemasran ditetapkan untuk menunjang suksesnya program pemsaran secara keseluruhan.
                                     iii.            Biaya
                                     iv.            Pertimbangan organisasi
b.      Faktor Eksternal
                                    i.            Sifat dan Permintaan Pasar
                                  ii.            Harga dan Tawaran Pesaing
                                iii.            Faktor Eksternal lainnya
Pendekatan Penetapan Harga Umum
Beberapa pendekatan dalam menetapkan harga yang umum digunakan perusahaan antara lain :
a.       Penetapan harga biaya-plus
b.      Penetapan harga impas/pulang pokok (break even)
c.       Penetapan harga berdasarkan presepsi nilai
d.      Penetapan harga tender

  1. Kebijakan Saluran Distribusi
Saluran distribusi merupakan jaringan organisasi yang menghubungkan produsen dengan pengguna (konsumen) akhir. Fungsi penting yang dilaksanakan oleh saluran distribusi dalam arus pemasaran meliputi:

  • Informasi
  • Promosi
  • Negosiasi
  • Pemesanan
  • Pembiayaan
  • Pengambilan risiko
  • Pemilikan fisik
  • Pembayaran
  • Hak milik
Keputusan mengenai bentuk saluran pemasaran melibatkan pertimbangan-pertimbangan penting tentang:
1.      Analisis kebutuhan pelanggan
2.      Penetapan tujuan saluran pemasaran
3.      Identifikasi alternatif saluran pemasaran utama
4.      Evaluasi alternatif saluran pemasaran utama
  1. Kebijakan Periklanan, Promosi, Publikasi
Perusahaan harus mengomunikasikan produk dan pelayanan yang disediakan kepada pelanggan potensialnya, perantara, serta masyarakat umum untuk memberikan informasi yang tepat tentang manfaat dan keberadaan produk tersebut. Suatu bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) dapat terdiri atas kombinasi dari komponen bauran promosi berikut:


  • Pengiklanan
  • Pemasaran langsung
  • Promosi penjualan
  • Hubungan masyarakat dan publisitas
  • Penjualan personal
Mengembangkan suatu bauran promosi yang efektif mencakup tahapan-tahapan penting berikut ini:
1.      Mengindentifikasi audiens sasaran
2.      Menentukan tujuan komunikasi
3.      Merancang pesan
4.      Memilih saluran komunikasi
5.      Mengalokasikan total anggaran promosi
6.      Memutuskan bauran promosi
7.      Mengukur hasil promosi
8.       Mengelola dan mengordinasikan seluruh proses komunikasi  pemasaran